Rabu, 13 Oktober 2010

Man Jadda Wajada

menjadi orang pintar sangatlah sulit dan melelahkan..hehehe..belajar dan terus belajar..
but,ada anak yang sedikit belajarnya pun ttp jenius,,itulah mereka yg ber IQ tinggi..kontras denganku,IQ pas-pasan ,jarang belajar..huufft..membosankan..
padahal di otakku setiap hari terngiang dan tergambar dengan jelas khayalan" menjadi orang sukses.tapi kenapa susah sekali untuk mewujudkannya,butuh perjuangan keras,pengorbanan masa muda,bahkan kalau perlu singkirkan sementara urusan duniawi yg gk terlalu penting..
tapi sekali lagi,sangat amat susah untuk melakukan semua itu.entah,bagaimana caranya agar aku bisa menjadi orang yang aku impikan.,one day,ada kata" yg sangat memotivasi ku...MAN JADDA WAJADA...
menulis kalimat itupun dadaku bergetar,khayalan2ku membuncah seketika,rasanya ingin segera terwujud,nafasku pendek,ya Tuhan,betapa dahsyatnya sebuah kata itu....!!!
kalian tau artinya??Siapa Yang Bersungguh-sungguh Pasti Akan Sukses.....
allah,walaupun kalimat tersebut tak sehebat AsmauLHusna,tapi sungguh memberiku sebuah harapan,sebuah impian yang seakan pasti terwujud....
coba kalian hayati,resapi dan ilhami kalimat tersebut,tutup mata kalian,ucapkan pelan-pelan dan perlahan hingga mengeras,lalu teriakkan dengan sekeras-kerasnya dengan sepenuh kekuatan kalian...
apa yang kalian rasakan??
kedamaian,impian yg membuncah untuk segera diwujudkan,sebuah harapan yang pasti ADA....
semua urusan butuh proses...susah,senang,sedih,kecewa semua itu hanya sampul kehidupan kita..
dibalik sampul tersebut Allah telah mengatur segala yang terbaik bagi hambanya...!!
sesusah apapun pengorbanan kita untuk menggapai cita-cita,ikhlas dan sabar adalah obatnya...
jangan remehkan kata : MAN JADDA WAJADA....

Sabtu, 09 Oktober 2010

ARLODJI

aku terharu mendengar kata "ARLODJI"..seketika memori2 indah menari di pikiranku...
canda,tawa,kesedihan,tangis,semuanya terekam begitu indah dan tak akan untuk dilupakan. ARLODJI= arek sepoloh siji SMAN 1 LUMAJANG......
kawan,jujur ini adalah kelas terbaikku,selama SD hingga saat ini,ARLODJI adalah the best class for me.karena disinilah aku bisa belajar banyak tentang arti persahabatan..pelajaran yang sangat berharga dan mungkin tak akan pernah terulang kembali...
berawal dari perkenalan usang,kita mencoba untuk saling mengenal satu sama lain..ada aja kendala dan rintangan dalam persahabatan ini...mulai dari rasa curiga,individualistis,rasa sombong,malu dan sebagainya yang mengawali momen persahabatn ini.
Tapi diatas semua itu Allah telah mengatur sebuah skenario maha Dahsyat yang menyatukan kita semua menjadi sebuah Gelegar Persahabatan Yang Abadi. hari-hari kita lewati dengan suasana yang tak nyaman,karena belum saling mengenal...tapi stelah berbulan-bulan lamanya,terciptalah sebuah kebersamaan yang sangat indah. kekompakan mulai ada..dari sinilah PERSAHABATAN kita dimulai..
canda,tawa,riang,tangispun kita lalui dengan Tegar..Saling mengisi kekosongan telah melekat di jiwa kita...
Tapi,tak terasa kebersamaan ini berada di ujung jalan..walaupun persahabatan kita abadi,tapi haruskah kita menyerah pada Realita ini??
kawan,walaupun kita telah berpisah kelas, tetap ingat kebersamaan dan persahabatan kita....jangan pernah lupakan kenangan2 indah kita bersama..
sahabatku yang tercinta, terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian 1 tahun ini,tanpa kalian aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini..Lanjutkan cita-cita kalian setinggi langit...
kelak kalau kita sukses semua,aku akan senang sobat...
karena PERSAHABATAN KITA ABADI...
HIDUP ARLODJI..SMASA JAYA SELALU ....

Mengejar Mimpi Di Negeri Obama


Pagi menusup bumi . Ayam-ayam bersahut-sahutan berserenade indah. Kabut pagi benar-benar mengalir dalam darah. Aku berjalan menyusuri jalan desa untuk bergegas sholat subuh berjamaah. Kumandang adzan terdengar menandakan panggilan untuk segera sholat. Aku mempercepat jalanku.  Berharap mendapat soft paling depan setiba di mushola nanti. Mushola Al-Fattah,tulisan yang hampir pudar itu terpampang di depan mushola. Aku segera masuk dan dan langsung  menunaikan sholat tahiyatul masjid dan sholat sunnah lainnya. Begitu sholat dimulai aku mengambil soft yang paling depan. Setelah sholat subuh biasanya aku berbincang-bincang dengan Pak.Ahmad,penjaga mushola Al-Fattah.
“Nak Aris,ujiannya kapan?”
“Insyaallah tanggal 22 April Pakdhe,doakan lulus!”
“Amin,semoga Allah meridhoi nak!”sahut Pak.Ahmad sambil memegang pundakku.”oh iya,setelah lulus nanti rencananya kuliah/langsung kerja?”
“Ya doakan saja pakdhe,semoga bisa kuliah!”
Lalu aku mengakhiri pembicaraan tadi dan langsung pulang kerumah untuk segera mandi dan berangkat sekolah.
               
###
        Aku adalah Muhammad Aris Arhan Al-Ashna,anak pertama dari 2 bersaudara.Adikku Sekar Khusnaini Fatimah atau biasa dipanggil Sekar. Kami berdua sama-sama kelas 3 SMA. Sebenarnya dulu bapak terlalu cepat menyekolahlan Sekar,tetapi karena Sekar yang selalu menangis untuk minta sekolah,akhirnya bapak menyekolahkan Sekar bersama-sama denganku.Keluarga kami tergolong cukup sederhana. Bapak seorang guru agama di sebuah SD,dan ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang menyambi jadi pedagang kelontong yang ada di depan rumah. Kehidupan kami selama ini cukup bahagia walaupun ekonomi kami tergolong pasa-pasan tapi bapak selalu memberi nasehat yang selalu membuat kami sekeluarga merasa bersyukur dan terus bersemangat.
“Aris,Sekar meskipun kita dari keluarga sederhana tetaplah bersyukur,karena Allah menyukai hamba-hamba yang bersyukur atas karunianya,semua ini hanya titipan Allah. Angkatlah derajat bapak dan ibu dengan terus belajar dan berdoa. Teruslah menuntut ilmu sampai akhir hayat kelak dan tuntutlah ilmu karena Allah,bukan yang lain!”
Setelah mendengar nasehat-nasehat bapak rasanya hidup ini benar-benar sudah diatur Tuhan. Angin sejuk terasa menghembus hati.
       Hari-hari menunggu detik-detik ujian nasional terasa cepat. Setiap hari aku dan Sekar belajar bersama dan waktu belajar kami lebih ditingkatkan. Sepulang sekolah kami berdua langsung belajar sampai magrib,lalu mengaji sampai pulul 19.00 dan belajar lagi sampai pukul 21.30. kemudian jam 03.00 kami sekeluarga bangun dan melaksanakan sholat tahajud. Setelah sholat tahajud bapak biasanya langsung mengaji Al-Quran dan ibu menuju dapur. Sedangkan aku dan Sekar meneruskan belajar sampai menunggu adzan Subuh untuk sholat berjamaah di Mushola. Begitulah rutinitas kami sekeluarga setiap hari hanya yang berbeda yaitu penambahan waktu belajar Aku dan Sekar yang biasanya selesai belajar malam pukul 21.00 menjadi 21.30. Aku dan Sekar kebetulan kelas 3 ini satu kelas. Mulai SD hingga SMP kami berdua selalu berlomba-lomba untuk menjadi juara kelas. Memang selama ini Sekar lah yang paling unggul dibandingkan Aku. Mulai dari SD hingga SMA sekarang ini Sekar selalu juara umum di sekolah kecuali kelas 2 SMP, dia dikalahkan oleh teman sekelasnya yang tak kalah pintarnya. Kalau aku, meskipun jarang menjadi juara umum namun selalu masuk 3 besar. Alhamdulillah selama kelas 4 SD hingga sekarang kami mendapat beasiswa. Jadi uang gedung hingga SPP dibiayai sekolah.
         Pagi hari di sekolah. “Kak di papan pengumuman ada brosur pendaftaran beasiswa ke Amerika!”kata Sekar,membuat aku cepat beranjak dari kelas dan menuju papan pengumuman dekat ruang guru. Kulihat hanya beberapa anak yang ada disana karena kebetulan ini masih pagi. Kubaca perlahan brosur yang terpampang itu. Mulai dari syarat,tanggal hingga tempat pendaftaran. Dalam batinku terbesit rasa ingin yang luar biasa. Kulihat syarat yang diajukan lumayan mudah bagiku. Diantaranya rata-rata rapot mulai dari kelas 1 hingga kelas 3 SMA minimal harus 88,rata-rata rapotku selama ini selalu diatas 90. Tapi yang aku pikirkan bukan itu,meskipun nanti diterima dan kuliah di Amerika dengan beasiswa,bagaimana dengan biaya hidup yang terkenal mahal disana. Apa mungkin bapak bisa membiayai kehidupanku disana?nyaliku kembali ciut. Lalu aku bergegas menuju kelas dan bilang pada Sekar.
“Kar,kamu mau daftar juga?”kataku penasaran.
“Insyaallah Sekar coba dulu mas!”…”Mas mau daftar juga kan?”
Aku kembali tertegun.”Mungkin enggak Kar!”jawabku lemas.
“Kenapa mas,ini impian Mas selama ini kan?”
Lalu aku ceritakan alasanku kenapa tidak berniat mengikuti program itu dari awal samppai akhir.
“Masya Allah Mas,tadi Sekar sempat bertemu yang masang brosur itu, Pak.Indra dan sekar tanya tentang hal itu dan katanya semua biaya makan,minum,rekening listrik,sewa flet,kuliah,dll dibiayai Departemen Pendidikan,jadi semuanya GRATISSSS!”timpal Sekar bersemangat.
Nyaliku kembali tertantang untuk mendapatkan beasiswa itu,meskipun hanya diambil 50 orang se-Indonesia. Aku akan terus berjuang,belajar,berdoa dan tetap yakin jika kita telah berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh Allah pasti akan mengabulkan permohonan kita.
        Dalam sholat Tahajud kali ini aku berdoa lebih lama dan se khusyuk mungkin.
“Ya Allah hamba menuntut ilmu karenamu,lancarkan hamba dalam menuntut ilmu,h anya dengan ini hamba bisa membahagiakan orang tua hamba. Ya allah ridhoi hamba dan Sekar dalam mencari ilmu.Amin!”
Keesokan paginya aku dan Sekar menyerahkan formulir dan data-data yang dibutuhkan untuk program ini  ke Kesiswaan.Sebelumnya aku sudah membicarakan perihal ini ke bapak dan ibu,mereka sangat mendukung penuh.  Tes pertama nanti dilaksanakan tanggal 28 Maret,berarti 6 hari setelah ujian nasional. Aku harus fokus ke ujian nasional dulu.
Dan Ujian nasional hari pertama pun tiba. Rasa deg-deg an luar biasa melanda sekujur tubuhku. Tapi berkat takbir yang aku baca pelan-pelan rasa itu mulai terganti dengan rasa percaya diri. Aku dan Sekar kebetulan satu ruangan. Soal dibagikan dan aku mulai menggoreskan pencilku di kertas LJK. Sebelum aku memulainya. Aku berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati dan hampir saja air mataku menetes dan untung saja sesegera aku usap dengan tangan. Soal demi soal aku kerjakan dengan penuh keseriusan. Dan bel berbunyi tanda Ujian hari pertama sudah selesai. Aku bersyukur dan mengucapkan takbir berkali-kali. Bahwa hari ujian pertama ini tidak ada kendala,semuanya tanpa kendala. Kulihat sekar juga terlihat bahagia. Lalu kuhampiri.”Kar.bagaimana ujiannya tadi?”tanyaku.
“Allah Maha Besar mas.Alhamdulillah lancar semuanya,Mas bagaimana?”tanyanya balik.
“Alhamdulillah Mas juga lancar,yuk kita pulang!”
        Dan hari demi hari Ujian nasional pun telah aku lewati dengan lancar. Dan sekarang tinggal fokus tes program beasiswa. Aku harus lebih belajar keras lagi karena kata Bagian Kesiswaan,siswa/siswi yang mendaftar untuk jenjang SMA se-Indonesia mencapai 1 juta. Sedangkan yang diambil hanya 50 orang.
Aku terus terpacu untuk mendapatkannya. Aku mulai membeli buku-buku bekas berbahasa Inggris. Supaya lancar dalam tes wawancara nanti. Waktu berganti jam dan jam berganti detik aku dan Sekar terus belajar dan berdoa. Orang tua kami hanya bisa berdoa dan memberi motivasi. Dan waktu tes tehap pertama pun tiba.Bertempat di Gedung C,Dinas Pendidikan,aku dan Sekar segera masuk ruangan. Pengawas membagikan soal yang berjumlah 100 soal tentang pengetahuan populer berbahasa inggris. Aku memulainya dengan bismillah dan doa-doa lainnya. Lalu aku mengerjakan dengan penuh konsentrasi. Hari kedua adalah tes wawancara dalam bahasa Inggris untuk tes yang ini memang agak sulit. Tapi aku Alhamdulillah melewatinya dengan lancar. Kebetulan tadi Panelis memberi pertanyaan yang baru tadi malam aku baca di buku yaitu tentang sejarah  patung Liberty. Hal serupa terjadi pada Sekar sepertinya ia lancar melewati tes tahap kedua ini. Dan besok adalah tes terakhir yaitu tes kepribadian. Dan sekali lagi aku dan Sekar Alhhamdulillah bisa melewatinya.
Pengumuman yang mendapatkan beasiswa akan diumumkan di Internet 6 hari setelah pengumuman kelulusan yaitu 10 Mei. Jadi setelah dinyatakan lulus,kita harus menyerahkan bukti kelulusan kepada Dinas Pendidikan setempat. Ijazah rupanya tidak diperlukan untuk program ini.
           Aku dan Sekar menunggu hasil Ujian Nasional sekaligus menanti pengumuman program beasiswa studi ke Amerika Serikat itu. Tiada hari tanpa berdoa,berdoa,dan berdoa. Setelah berusaha keras selama ini,sekarang Aku hanya pasrah kepada Allah. Mungkin aku tidak lulus,mungkin aku lulus,atau mungkin aku mendapat beasiswa,semuai itu kehendak Allah yang terpenting bagiku,aku sudah berusaha sekuat mungkin dan sekarang tinggal berdoa,berdoa dan berdoa.
Aku sempat membaca majalah islami dan menemukan kutipan kata mutiara dari ulama terkenal Imam Syafi’i yang amat indah yang pernah selama ini aku dengar,yaitu:

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapat pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah,manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih,jika tidak,kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Membaca pepatah diatas rasanya nyaliku untuk mendapatkan beasiswa itu semakin besar. Langsung aku sobek halaman itu dan aku tempelkan di dinding sebagai penyemangat dan aku tulis kembali di sampul buku memo ku yang berisi jadwal sehari-hari.
          Hari pengumuman kelulusankupun tiba. Aku dan Sekar berharap-harap cemas. Semua siswa berkumpul di halaman tengah sekolah. Dalam hati aku terus bertasbih tiada henti. Dan para guru membagikan surat yang di dalamnya terdapat keterangan lulus/tidaknya kami semua. Aku membukanya pelan-pelan dan terlihat kertas bertuliskan namaku,nomor induk,asal sekolah dan tentu saja berita kelulusan. Dan ternyata “Allahu Akbar,Allahu Akbar,Subhanallah!”teriakku sembari bersujud sambil meneteskan air mata bahagia. Teman-temanku pun juga begitu. Lalu aku teringat Sekar dan aku mencarinya dan dia juga bersujud sambil menangis.
“Alhamdulillha Mas,Sekar lulus!”katanya terisak. Aku lega mendengarnya. Kulihat anak-anak yang lain berpelukan sambil menangis tak terlihat satupun anak yang terlihat sedih ini berarti sekolah kami lulus 100%. Aku dan Sekar segera pulang untuk mengabarkan berita ini kepada bapak dan ibu.
Aku langsung menghampiri bapak dan ibu yang sedang berdzikir di mushola rumah kami. Aku dan Sekar sungkem kepada bapak dan ibu.
“Alhamdulillah nak,Allah benar-benar meridhoi kalian!”sahut bapak sambil terisak bahagia.
Dan hari itu adalah hari yang terindah dalam hidupku. NUN Aku dan Sekar sangat memuaskan. Tidak sia-sia kami belajar keras selama ini. NUN ku 58,90 dan Sekar  59,80. Dan NUN Sekar menjadi yang tertinggi di provinsi kami. Dan sekarang tinggal pengumuman beasiswa. Aku dan Sekar segera mengirimkan fotocopy legalisir surat keterangan Lulus Ujiian Nasional untuk dikirim ke Dinas Pendidikan. Sekarang tersisa satu harapan yang sangat penting dalam hidupku. Aku yakin akan mendapatakn beasiswa itu dan tanggal 16 pun tiba. Aku dan Sekar menuju warung internet terdekat dan membuka situs web nya. Kulihat nama-nama spelajar-pelajar yang terpilih. Sengaja kulihat dari bawah agar lebih sedikit lega. Satu persatu nama, aku lihat dan masih belum ada nama aku dan Sekar. Aku mulai takut dan bingung. Dan sampailah pada urutan ke 5 tapi belum juga ada nama kami. Aku mulai bertasbih. Dan kudapat namaku diurutan nomer  1 dengan poin tertinggi diantara 50 spelajar lain dengan skor 5903. Aku langsung sujud syukur di lantai warnet itu.”Allahu Akbar.Allhau Akbar,sungguh engku maha mengabulkan,terimakasih ya Allah!”kataku seraya berdiri dan kulihat wajah Sekar menangis.
“Kar,kamu kenapa?”
“selamat ya kak,semoga kakak disana bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya sesuai harapan kakak!”jawab Sekar dengan haru.
Subhanallah aku baru teringat bahwa nama Sekar tidak tercantum dalam pengumuman tersebut. Lalu aku mencoba menenangkan Sekar. Dan kembali memeriksa mulai awal hingga akhir. Dan hasilnya nihil.
Sekar terlihat kecewa. aku juga merasa bingung sekarang apa harus sedih atau senang. Lalu kami berdua pun pulang kerumah. Aku mengabarkan perihal ini kepada bapak dan ibu.
“astagfirullah hal Adzim,subhanallah,allahu akbar,allahu akbar!”isak ibu dan bapak berulang kali. Sekarpun rupanya bisa menerima keadaan ini. Ia juga ikut bahagia. Mungkin ia bisa kuliah di Indonesia saja atau mencari beasiswa yang lainnya.
         Aku berangkat ke Amerika tanggal 27 juni. Segala kebutuhan disana sudah aku siapkan dengan matang-matang.
“Jangan Lupa sholat,selalu berdoa dan tuntutlah ilmu setinggi-tingginya karena Allah,kami semua disini selalu mendoakanmu !”kata bapak menasehati
“Insyaallah pak,Aris akan kangen sekali sama bapak,ibu, dan Sekar!”jawabku terharu.
Tanggal 23 aku berangkat ke Jakarta bersama teman-teman dari provinsiku yang mendapat beasiswa juga. Rupanya dari provinsiku hanya 3 orang yang terjaring.
Aku segera pamitan kepada orang tua dan Sekar. Mereka semua mengantarkan aku sampai ke Dinas Pendidikan. Terlihat wajah mereka semua senang bercampur sedih. Terutama Sekar sedari tadi tanpa henti menteskan air mata.
“Pak,buk,,Aris mau pamitan dulu,insyaallah liburan nanti Aris akan pulang,doakan Aris baik-baik disana!”kataku sambil sungkem.
“Pasti nak,kami akan selalu mendoakanmu!”jawab ibu.
“Sekar,jangan bersedih terus,Mas doakan kamu mendapat universitas yang bagus,jangan lupa doakan Mas disana baik-baik saja!”
“Pasti Mas,insyaallah Sekar akan berdoa setiap hari untuk Mas,jaga diri baik-baik,jangan Lupa sholat dan menjaga identitas muslim disana,dan tuntutlah ilmu karena Allah!”
Lalu masuk ke bis dan meninggalkan mereka semua dengan lambaian tangan dan isak tangis.
      Selama di Jakarta kami semua di karantina untuk penyesuaian lingkungan kelak di Amerika Serikat nanti. Mulai dari budaya,suhu,kebiasaan orang Amerika, semua dipelajari disini. Dan tanggal 27 pun tiba,aku bersiap-siap mengepak koper dan menuju bandara. Setelah semua perizinan selesai….
Weeeeessssshhh…akhirnya aku terbang naik peasawat untuk pertama kalinya. Dan yang pertama ini ke Amerika Serikat negeri kiblat pendidikan dunia. Aku sungguh masih belum percaya. Semua yang kulewati ini akhirnya bebuah manis. Sebuah suara dalam bahasa inggris mengumumkan bahwa 3 menit lagi pesawat akan mendarat di Washington International Airport. aku bergegas beranjak dari tempat duduk dan keluar pesawat bersama teman-temanku yang lain. Inilah sepanjang sejarah hidupku menginjakkan kaki di negeri orang,apalagi Negara sebesar Amerika Serikat. Setelah diperiksa berjam-jam oleh pengaman bandara akhirnya kami bisa keluar dari bandara tersibuk di dunia tersebut. Kami dijemput oleh bis khusus dan menuju apartemen yang telah disediakan dan akan dipakai untuk 5 tahun mendatang. Sepanjang perjalanan aku berdecak kagum. Gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi,jalan raya yang penuh mobil tapi tidak pernah terjadi macet,dan tentu saja sepanjang mata melihat tak ada satupun sampah yang berserakan. Sesampai di apartemen yang menurutku lebih mirip flat itu tiap apartemen dihuni 2 orang .Aku diajak melihat-lihat Universitas tempat aku kuliah nanti.
Kamipun hanya perlu berjalan kaki 10 menit saja untuk sampai ke kampus kami. Dan terpampang dengan notasi bersepuh warna emas “HARVARD UNIVERSITY”. Hanya 1 kata yang sanggup aku ucapkan. Subhanallah……

1 TAHUN KEMUDIAN
   Sudah 1 tahun aku berada di Negeri Paman Syam ini. Akupun sudah terbiasa dengan lingkungan disini. Dan semua berjalan dengan lancar. Bahkan disini banyak sekali masjid yang berdiri jadi bisa dengan mudah sholat berjamaah/sholat jumat. Dan kabar baik juga datang dari Sekar 4 bulan yang lalu ia kirim surat kalau ia mendapat beasiswa di Belanda bahkan hingga S2 di Wegeningen University. Alhamdulillhah, allah meridhoi setiap perjalananku.  Allah memang adil. Aku kembali teringat sepenggal kata mutiara Imam Syafi’i.

Berlelah-lelahlah,manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

By: Febri Ramadhan

Jumat, 08 Oktober 2010

Lihatlah Siapa Yang Akan Tertawa

hari-hari yang sangat melelahkan bertemu dengan teman-teman yang merendahkan diriku...
aku dianggap kecil oleh mereka,aku dianggap tidak ada artinya,bahkan mereka tak mengganggap aku ada.kalaupun mereka sekedar menyapa kepadaku,tapi itu pasti ada "something" yang dibutuhkan pada diriku..
aku sudah berusaha baik-baik sama mereka,tapi inikah balasannya??
apakah aku bukan level mereka??apa mereka belum tau siapa diriku sebenarnya?
pernah suatu hari,aku mencoba menyapa salah seorang temenku dengan riang gembira,tapi lihatlah...apa yang dia lakukan?tidak menghiraukan sama sekali sapaan ku.betapa tak bergunanya aku..
aku tau aku bodoh,kolot,cupu,agk b*****..tapi gak semestinya kalian berperilaku seperti itu kepadaku.
kalian memang hebat,punya segalanya,gaul,banyak teman.tapi apakah semua itu yang menjadi alasan kalian "seperti"merendahkan aku??
aku sudah capek hidup seperti ini terus..apa kalian gk pernah ngebayangin,jika kalian diperlakukan kayak gitu??
sakiiiiiiittt rasanya hati ini...aku selalu terima cemoohan dari kalian semua,aku gk pernah SEKALIPUN marah pada kalian..karena aku tau,marah akan menambah masalah,dan aku selalu mengalah..!!
jika ini terus-terus terjadi..aku CAPEK..
okelah,aku akan menjauh dari kehidupan kalian..jika itu yang kalian inginkan.
aku berjanji pada diriku sendiri akan berubah 100 % dan lebih memfokuskan diri kepada ALLAH SWT...
karena hanya dengan inilah,aku gk bisa dianggap remeh/rendahan..
semua makhluk dimata ALLAH itu sama..
target dalam perubahan:
1)rajin belajar..
2)rajin sholat 5 waktu,dhuha dan tahajjud.
3)menjauh dari orang-orang yang membenciku dan berteman dengan orang-orang yang masih menyanyangiku.
4)sukses dunia dan akhirat.
semoga 4 target diatas terkabul dan bisa terlaksana:amiiinn..
dan LIHATLAH SIAPA YANG AKAN TERTAWA...!!!